Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2021

Angan Tak Sampai

Quena memutar-mutar pulpen di antara ibu jari dan telunjuknya, pikirannya sungguh tak berada di tempat ini. Koleganya yang sibuk berbincang—sebab ini jam istirahat, tak membuatnya bergerak sedikitpun dari meja kerjanya. Mengejar dead line, itu yang dia katakan pada semuanya, agar tiada yang mengganggunya. Wanita itu terdiam, sesekali tertawa-tawa kecil, begitu melihat tangannya justru menggambar rupa benda melingkar dengan berlian kecil pada intinya. Cincin pernikahan. Quena pikir itu menjadi hal yang paling diinginkan oleh wanita seusianya, membangun sebuah keluarga bersama orang yang kau cintai. Tangannya terhenti, entah mengapa kata cinta sangat mengiris hatinya. Adam, bisiknya. Nama itu masih menjadi nama yang paling membekas dalam hatinya, tidak mungkin tidak. Pikirkan saja, sepuluh tahun bukan waktu yang sedikit. Waktu yang Quena habiskan bersama Adam, yang dulunya selalu menjadi memori bahagia, kini justru berubah jadi memori pahit yang harus dilenyapkan secepatnya. Tidak, Quena...