Baik dan Benar. Pilih yang mana?


Dalam hidup ini pernah ga sih kalian berpikir, kalau apa yang kalian lakukan saat ini sudah baik dan benar atau belum? Jika sudah, memangnya apa sebenarnya definisi baik dan benar itu?

Aku juga memikirkannya (baru saja) dan mendiskusikan pertanyaan itu dengan beberapa teman saya dan juga orang asing dari situs chat online. Disini aku ingin membagikan hasil diskusi, barangkali mampu membantu teman-teman online yang kebingungan akan hal tersebut.

Dari diskusi yang cukup panjang itu, saya mendapatkan empat kategori jawaban dengan pertanyaan, “Apakah kamu memilih melakukan yang baik atau yang benar?
A. Yang  benar pasti baik
     Yang baik belum tentu benar
B. Yang baik pasti terbaik
     Yang benar belum tentu baik
C. Yang baik belum tentu benar bagi orang lain
     Yang benar pasti baik bagi orang lain 

Pilihan tersebut menunjukkan bahwa pernyataan A dan C merujuk kepada jawaban “aku memilih untuk melakukan hal benar”, sedangkan yang B merujuk kepada jawaban “aku memilih untuk melakukan hal baik.” Jujur sebelum mempertanyakan pertanyaan itu kepada mereka, aku telah memiliki jawaban sendiri yang sependapat dengan pernyataan A dan C.

Banyak yang memilih jawaban A dan C karena memandangnya dari segi religius saja, kalau boleh dibilang mereka adalah golongan agamis. Apa yang mereka tahu dari kecil adalah penanaman agama yang kian mengakar, dan sifat agama yang benar, sehingga menjadikan dirinya sebagai pedoman. Tapi hal tersebut boleh ditelusuri lebih lanjut lagi.

Setelah aku berdiskusi dengan teman yang menjadi tempat bertanya ku, selalu. Ia memberikan pandangan baru bagiku. Kebetulan dia adalah seseorang yang suka membaca buku filosofi, jadi aku rasa argumennya punya dasar. Ini menjadikan sharing ilmu dari temanku, kepadaku, lalu kepada kalian. Hehe 

Kembali lagi ke topik bahasan. Benar dan baik adalah dua hal yang berbeda. Pembedahan benar dalam filosofi dibagi menjadi metodologi dan kebenaran tertinggi menurut akal dan budi (nalar). Sedangkan baik dibagi menjadi metodologi dan etika. Kalau dalam contoh bisa kita lihat dari, Pak Amir membangun pabrik rumah kaca di satu pedesaan. Apakah itu benar? Benar saja, karena tidak ada yang melarangnya. Apakah baik? Tidak, karena menimbulkan polusi udara menjadi lebih buruk lagi. 

Benar itu bisa diartikan dalam artian yang formal. Maksudnya adalah sesuatu dapat dikatakan benar apabila sebelumnya sudah ada penentuan mana yang salah. Ketentuan bernegara diatur dalam UU, bertingkah laku dalam sehari-hari diatur dalam agama, sudah pasti tujuan dari regulasi tersebut untuk hal yang benar. Peraturan tersebut mengatur untuk menentukan manakah kebenaran tertinggi di lingkungan masyarakat, sehingga apa yang ada diluar dari itu akan dianggap tidak baik. 

Disisi lain baik merujuk kepada nilai-nilai etika yang terkandung dari tindakan yang dilakukan manusia. Penilaian seseorang terhadap makna baik juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, entah itu lingkungan, etnis, ataupun pengalaman. Nilai-nilai yang melekat pada manusia, ketika ia tumbuhlah yang membuat ia dapat mencipta “mana yang baik, mana yang buruk”. 

Terkadang dalam bertingkah laku kita lupa, fokus kita tidak terbagi dengan benar. Kita ingin melakukan sesuatu yang benar, tapi hasilnya tidak baik. Atau kita ingin melakukan sesuatu yang baik, tapi caranya tidak benar. Outputnya jadi sama-sama tidak seimbang.


Baik dan benar, mereka layaknya kembar tidak identik. Terlihat sama sekilas karena namanya, namun merupakan hal yang berbeda. Akhirnya, baik dan benar adalah hal yang masing-masing kita akan putuskan berdasarkan konteks persoalannya.

Terima kasih, Tuhan memberkati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Power Within The Self

How Wonderful You Truly Are

Major Important Decisions In Life