regret. does it really exist?
![]() |
| Sumber gambar: Pinterest |
It does exist. jiwaku menjawab dari alam bawah sadarku.
Orang bijak bilang hidup itu tidak boleh dipenuhi oleh penyesalan. They are right.
Bagiku itu butuh belasan tahun sampai saya berada dalam kesadaran untuk
memaknai penyesalan sebagai pelajaran. Penyesalan karena aku tidak mengambil kesempatan besar yang ada di depan
mata, hanya karena takut.
Aku takut keluar dari zona nyaman yang selama ini ternyata telah
membentengiku untuk keluar dan berkembang. Aku kira yang saya punya cukup dan
lebih untuk dapat kuberi. Tapi hidup membalikkan perspektif begitu cepat. Yang
kamu miliki masih belum cukup.
Aku pernah, sangat ingin melakukan sesuatu. Sangat ingin meraihnya, ada
perasaan menggebu dan keyakinan yang amat besar bahwa hati saya menginginkannya. Satu saat karena satu hal, saya ingin mewujudkan mimpi ini. Hal yang begitu
membara dalam tubuhku. Aku rasa kamu pasti punya setidaknya satu keinginan seperti ini. Namun aku terhenti, karena lingkaran yang membesarkan saya membuat pikiran ini
gelisah.
Aku dibesarkan oleh keluarga yang memandang bahwa pergi jalan-jalan, menjelajahi tempat baru, bukanlah sesuatu yang biasa untuk dilakukan. Aku dan saudara-saudaraku dirawat dan dididik di lingkungan yang sama. Kami hanya keluar rumah untuk kebutuhan sekolah atau perkumpulan keluarga. Apapun kebutuhan kami, orang tua siap membantu untuk memenuhi. Ini terkesan menyenangkan di awal, tapi ini membuatku tak berani pergi ke tempat umum yang ramai sendirian. Sedikit menyulitkan untuk berinteraksi.
Saat akhirnya saya berani bertanya, “Apakah
saya boleh pergi ke kota A?”. Jawaban mereka membuatku down, “Untuk apa? Di rumah
saja, hanya buang-buang uang. Kita masih punya kebutuhan lain untuk dipenuhi.”
Entah, aku tak tahu harus apa. I just
felt everything was right, wasn’t it?
Jawaban seperti itu pun, tidak aku peroleh hanya sekali, tapi beberapa kali. Dan
berhasil memengaruhi keputusanku untuk mengambil kuliah.
Aku pernah tertarik untuk kuliah pariwisata perhotelan karena itu akan
memudahkanku untuk bekerja di luar negeri, menjelajahi yang aku suka. Namun aku dihadapkan lagi dengan ketidaksetujuan. Apakah keputusanku seburuk itu?
Larangan-larangan itu membentukku menjadi seseorang yang tidak mandiri dan
hanya pintar di daerahku saja. Tapi siapa yang bisa disalahkan? Apakah orang
tuaku dan didikannya? Aku rasa tidak.
Itu semua keputusanku, penyesalanku, mengapa aku tidak sadar lebih awal. Kini
menginjak umur 19 tahun, dengan pergaulan di kampus dan on the job training yang telah aku lalui, membuatku tak bisa sama
lagi.
Aku butuh menjelajahi dunia ini, karena dunia saya begitu sempit untuk ditinggali. Aku ingin mengenal banyak orang dengan dunia yang ada
digenggamannya. Aku tidak boleh mencetak diri saya atas apa yang orang lain katakan tentangku.
Aku tidak boleh kalah dengan ketakutan pikiran yang tidak beralasan.
Sekarang aku sedang memulai. Melawan ketakutan untuk menjadi lebih
mandiri dan berani mengambil resiko atas keputusanku. Aku melatih diri dengan hal-hal kecil, seperti menawari mama agar saya saja yang pergi ke bank,
pergi ke supermarket sendirian, atau makan sendiri di rumah makan yang ramai. Mungkin
bagi kalian itu adalah hal kecil yang bisa dilakukan dengan mudah. Namun untukku butuh perjuangan melawan pergolakan dari zona nyaman untuk berhasil
melakukannya.
Ketika ketakutan itu datang, yang aku tau aku hanya akan terus berjalan. Karena
hati aku tau itu yang aku mau. Hiduplah dengan melakukan apa yang kamu cintai. Sebab kamu harus tau, bukan
orang tuamu, sahabat, teman, atau kekasihmu yang lebih mengenal dirimu. Itu adalah
kamu sendiri.
Honey, please get out from your comfort zone that makes you stuck in ways.
Saya harap kalian belajar sesuatu, atau merenungi apa yang tertulis
disini. Saya telah melakukan kesalahan, kalau kalian bisa belajar dari
hal itu tanpa melakukannya, bukankah akan menjadi sesuatu yang baik.
Jika suatu hal terasa menakutkan sekaligus menyenangkan luar biasa, maka
mungkin itu adalah hal yang layak untuk diperjuangkan.
Thank you and God bless you!

Komentar
Posting Komentar