Surat Untukmu yang Tak Bisa Kugenggam
Matahari
telah masuk dalam pelukan bulan. Pesan dan telfon darimu selalu hadir.
Kerap kali tak kubalas, namun kamu adalah orang yang gigih. Hmm atau
boleh kusebut keras kepala saja? Aku tak tahu lagi.
Kamu
tak bisa kutebak, sungguh. Terlihat berantakan, namun perhatian.
Terlihat tak peduli, ternyata kau lebih dari peduli. Kini berawal dari
iseng menjadi kesemsem.
Hanya
saja masih belum cukup ya. Aku dan kamu memang tak berkata banyak. Tapi
kita tahu ada hal yang tak bisa menyatukan raga. Perbedaan memisah kita
dalam dimensi ruang yang berbeda.
Aku
jadi berandai apabila kita bisa jadi dua garis yang bersinggungan,
pastinya kita masih bisa bersatu karena memiliki titik temu kan? Huh,
namun nyatanya kita sama, sama-sama keras untuk bertahan tanpa ujung
yang jelas.
Bersamamu
itu adalah satu zona nyaman dalam hidupku. Aku tak mau beranjak meski
itu membuatku berjalan di tempat. Karena pelukmu adalah rumah yang cukup
untuk menghangatkan hatiku yang dingin. Kecupmu mampu menghilangkan
resah hatiku. Dan kalimatmu menenangkanku tanpa menghakimi. Lalu kemana
lagi aku harus mencari jika bukan dirimu?
Mungkin
semesta ingin aku pergi, melepaskan kelingking kita yang tertaut.
Seperti berlari dari selimut malam yang menangkupku, tempat beristirahat
ternyaman yang akan tergantikan oleh pagi. Pagi yang tak pernah kusuka
karena sinarnya yang menyilaukan. Nadanya yang tak seirama dengan
jiwaku. Namun dalam pagi aku harus hidup, melihat realita, bukan
surealisme pada bintang-bintang kecilmu, atau pendar dari bulan yang kau
miliki.
Mungkin
aku akan pergi menuju pagi. Dan kamu akan menemukan duniamu yang lain,
yang bisa menerimamu sepenuh hari, tak hanya semalam, seperti yang
kulakukan.
Maka
detik ini izinkan aku ikatkan sebuah tali kata dari bibirmu sebagai
pengikat yang akan mengirimnnya pada suatu masa. Pesan yang kau wakilkan
begitu hebatnya dengan sederhana. Yang kuingin kamu rasakan juga
dariku.
Sayang...
"Jangan menangis. Apapun nanti, setidaknya aku pernah bahagia bersamamu."
Sumber gambar: Pinterest
Komentar
Posting Komentar