Laut


Lautan itu berisikan berbagai macam yang bernyawa. Segala makhluk hidup berkumpul di bawah sana, akan tetapi mereka tidak menyadari keberadaanku yang tengah melayang di air yang sama. Mampu berenang tak serta menjadikanku bagian dari seluruh komponen laut itu karena di situ bukanlah tempatku. Kemana aku harus melangkah, petunjuk pun belum kutemukan.

Lalu kulihat sebuah bayangan menutupi mentari, sinarnya meredup di mataku, menyatu dengan kebiruan yang kelam. Ada tangan yang terjulur menggapaiku, menaikkanku ke atas perahu layar yang lebar.

Ajaib! Rupanya inilah yang selama ini aku cari. Sebuah tempat yang menerimaku, sebuah tempat untuk menapak, dimanapun asalkan tidak sendirian. Di atas kapal ini, kutemukan beberapa insan sepertiku. Berpijak yang sebelumnya kuanggap asing, ternyata tidak buruk juga. Insan yang sama denganku, menghirup angin segar lautan. Insan yang berbicara pada isyarat yang kumengerti.

Kutolehkan lagi penglihatan pada gelombang tenang itu, di sanalah tempat lahirku, di sanalah aku dibesarkan. Namun, tak pernah kumengerti bahasa mereka, tak kupahami yang mereka inginkan. Layaknya mereka yang tak melihat hadirku karena aku tak lebihnya hanya kerang kosong yang dilemparkan ke laut. Kerang yang tak dibutuhkan, selain ia hidup dan bisa menjadi santapan makhluk lain.

Pada masanya aku memang harus pergi, dibawa ombak untuk kembali menepi pada pesisir. 

Meninggalkan apa yang bukan untukku.
.
.
Sumber gambar : Pinterest

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Power Within The Self

How Wonderful You Truly Are

Major Important Decisions In Life