Life and its candies
Hai, semuanya! Para pembaca setia yang selalu
menunggu unggahan baru dari blog aku (yang jarang-jarang ini). Apa kabar?
Semoga semuanya sehat walafiat, masih bisa senyum ya hari
ini.
Kemarin itu tiba-tiba saja, saat aku sedang duduk
sendirian di depan meja belajar, terpikir topik yang aku jadikan judul
sekarang ini.
Aku ingin membagikan tulisan ini berdasarkan apa yang aku alami dan rasakan soal rasa nano-nano dari kehidupan.
Awalnya aku memandang dunia begitu indah. Dimana dunia
dipenuhi dengan orang-orang baik sepertiku. Bukan ingin menyombongkan diri bahwa aku orang baik, tentunya aku hanya berusaha menjadi baik. Oleh karena itu, aku selalu ingin melihat dunia dari sisi positifnya. Juga dengan kemudahan
yang gue dapat dalam hidup, dan masalah yang masih bisa aku hadapi. Hidup masih
memberikan rasa manis buatku.
Akan tetapi, hidup mulai menawarkan rasa baru yang ia
punya di dalam toko. Satu hari ia memberikan gue rasa pahit karena
pengkhianatan. Aku pun kecewa. Pertanyaan mengapa banyak orang menyakitiku mulai bermunculan.
Rupanya itu karena kenaifanku akan rasa pahit,
kecut, yang memang hidup miliki. Sehingga membuat aku terkejut pada rasa yang tak terduga itu.
Pernah, aku berteman dengan seseorang begitu tulusnya,
kami memiliki kesenangan bersama. Namun, ternyata aku harus menelan pil pahit
bahwa ia hanya memanfaatkanku.
Syukur lah lambat laun aku mulai mengerti, kalau hidup
memang menyediakan orang-orang buruk dalam kehidupan kita untuk membuat kita
belajar. Itu terjadi untuk membuat kita lebih waspada lagi dalam berteman.
Pemikiran yang aku pakai untuk menyikapi masalah ini sangat
sederhana, yaitu carilah teman yang bisa menerimamu dengan tulus. Jika di
tempat satu tidak menerima mu dengan baik, carilah tempat lain yang bisa
menerima mu dengan baik. Jangan menunggu dan berharap pada satu teman yang
jelas-jelas membuatmu merasa diperlakukan buruk. Hanya akan menguras jiwamu.
Sebab, di luar sana masih banyak orang yang mau
menerimamu lebih baik dari teman atau tempat yang kini membuatmu terpuruk. Tidak
perlu takut kekurangan atas segalanya. Percaya lah di luar sana Tuhan selalu
menyediakan yang kamu butuhkan.
Hidup memang terasa seperti permen. Karena itu
lah kehidupan, memberikanmu banyak rasa.
Thank
you and God bless.
Komentar
Posting Komentar