Harta yang Membawa Pada Kemenangan
Aku dan mama memiliki hubungan yang sangat dekat, kami sering sekali bertukar pikiran tentang apa yang ada di kepala maupun apa yang dirasakan di dalam hati. Meskipun kedekatan tersebut tidak membebaskan kami daripada perbedaan pendapat, namun bukankah itu adalah bagian dari sebuah hubungan? 😄
Di antara semua diskusi yang kami lakukan, tidak lepas daripada cerita tentang kedua orang tua mamaku. Secara pribadi kakek adalah orang yang sangat kukagumi. Kepribadiannya yang penuh warna, bijak, serta berjiwa petualang membuatnya selalu memiliki cerita yang siap dibagikan pada cucu-cucunya. Lain halnya dengan nenek yang sangat ayu serta lebih banyak diam dalam kesehariannya. Aku bisa menghitung menggunakan jari tanganku seberapa sering kami bercakap-cakap dulu, sangat jarang sekali. Namun, mamaku justru mengagumi sikap nenek yang satu itu, yang katanya selalu bisa menenangkan kakek ketika emosinya lepas dan juga memiliki kesabaran yang tak ada habisnya.
Singkatnya nenek tidak pernah marah.
Akan tetapi, aku yang belum banyak mencecap kehidupan ini belum juga mengerti mengapa kesabaran itu menjadi sebuah kekuatan. Bagiku itu adalah kelemahan karena engkau tampak hanya diam terhadap keadaan atau permasalahan yang menimpamu. Bagiku kekuatan adalah ketika ia kuat, menerjang, semangat yang membara di dalam tubuh seseorang.. sehingga kakek adalah perwakilan yang sempurna.
Sampai suatu ketika, terdapat suatu moment di hidupku yang membuatku tersadar bahwa sabar bukan berarti menyerah, melainkah berserah. Aku tersadar bagaimana banyak ketidaksabaran dalam hidupku telah menjadi alasan terlewatnya banyak kesempatan hingga hancurnya peluang akan datangnya kesempatan itu. Aku belajar banyak.
Dari situlah aku juga memahami bahwa kesabaran itu bagaikan emas yang membawa kita pada kemenangan. Aku bisa melihat betapa kuatnya kesabaran itu. Kesabaran membuat kita berserah kepada kuasa Tuhan sambil tetap mengusahakan hal yang kita inginkan. Kesabaran tidak memaksakan semuanya untuk berjalan sesuai dengan kehendak kita, tetapi membiarkan rencana Tuhan saja yang akan terjadi pada akhirnya. Sebab untuk segala sesuatu ada waktu-Nya, termasuk kapan kita harus maju dan kapan kita harus berdiam diri sambil mempersiapkan diri. Pada semuanya itu dibutuhkan hikmat untuk melakukannya, agar kita tidak melangkah seperti orang yang bodoh.
Ingatlah, kesabaran adalah salah satu bentuk pengendalian diri.. dan pengendalian diri merupakan satu dari sembilan buah Roh Kudus. Jika kita ingin memperolehnya, maka hari ini marilah kita lebih mendekatkan diri lagi kepada Tuhan dan meminta hikmat daripada-Nya. 😇
Tuhan Yesus memberkati!
Komentar
Posting Komentar